Minggu, 09 Oktober 2011

Pintu Gapit Pada Bangunan Teradisional Jawa

Bangunan Jawa yang disebut sebagai Joglo merupakan bangunan khas yang umumnya hanya dimiliki oleh keturunan bangsawan Keraton.  Sebab dahulu rakyat jelata di Jawa kurang mempunyai bangunan khas Jawa.  Umumnya mereka hanya mempunyai rumah dari kayu atau bamboo yang berdinding gedeg atau bilik yang terbuat dari anyaman bamboo dan beratap biasa saja.  Sedangkan Joglo beratap khas dan mempunyai puncak yang tinggi.  Sudah barang tentu membangunnya agak sulit dan membutuhkan kayu-kayu yang besar untuk tiang penyangga puncak tengahnya. Dan harus memiliki pondasi kuat untuk menyangga bagian tengah tersebut.

Umumnya rumah Priyayi Jawa walaupun di desa memiliki cirri khas tersendiri yaitu sudah pasti Joglo dan walaupun kecil tapi rapih.  Dan yang paling menonjol biasanya ada pintu Gapitnya di halaman. 

Pintu tersebut adalah pintu gerbang masuk ke halaman.  Bentuknya memiliki dua lembar daun pintu terbuat dari kayu jati atau yang sudah tua.  Pintunya tinggi dan agak berukir dan ada bingkainya yang atasnya ada atapnya dan di bawah atap tersebut bertuliskan nama pemilik rumah beserta gelar kebangsawanannya.  Tulisan tersebut juga terbuat dari ukiran kayu jati.  Gerbang Gapit tersebut adalah satu-satunya jalan keluar masuk ke jalanan umum.  Selebihnya adalah pagar tembok tinggi atau setengah.

Kini banyak pintu gapit aseli yang sudah berumur yang dibeli dari bongkaran rumah tua di Jawa.  Pintu-pintu tersebut umumnya diperjual belikan dengan harga tinggi di took-toko ukiran jati atau ukiran Jepara.  Pintu ini memang unik dan menyerupai gerbang kecil sebuah istana.

Kini bangunan moderen pun ada yang didesain menyerupai rumah bangsawan Jawa.  Sehingga menggunakan pintu Gapit juga.  Dan kini para arsitek juga telah memahami arsitektur kuno rumah ala Joglo.  Sehingga bila kita hendak membangun dengan gaya demikian maka mereka bisa melayani kita.   

Kita tinggal berkonsultasi dengan Konsultan Bangunan untuk memperhitungkan anggarannya.  Kemudian hasilnya tinggal kita konsultasikan lagi ke Kontraktor yang nantinya akan memerintahkan seorang Arsitek untuk merancangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar