Senin, 19 September 2011

Seni Kerajinan Melukis Kaca

Seni melukis kaca ini sebenarnya melukis biasa namun di atas media kaca bening datar dan bukanlah di atas media kanvas lukis. Hanya saja cara melukisnya terbalik, jadi pemandangan lukisan yang bisa dinikmati oleh pengamat adalah bagian yang sebaliknya dari bidang yang ditorehkan lukisan.

Cat yang digunakan juga haruslah cat yang sejernih mungkin sehingga bila ditembus oleh cahaya tidak terlihat gumpalan-gumpalan catnya yang menumpuk. Untuk itu bisa digunakan cat minyak yang diencerkan dengan baik atau pun cat akrilik, karena kedua jenis cat tersebut bisa menempel pada bermacam-macam bidang, dan tidak hanya di atas kanvas saja.

Pertama-tama disiapkan kaca dengan ketebalan sedang yang tidak mudah retak bila kena tekanan tangan dari si pelukisnya. Kemudian si pelukis menggambarkan sketsa pada kertas yang sudah dipotong seukuran luas kaca tadi. Setelah sketsa jadi kemudian pelukis menempelkan kertas bergambar sketsa tadi ke permukaan kaca yang akan dilukis. Biasanya dia punya penjepti khusus atau diletakkan di atas meja gambar dan diganjal agar kaca tidak melorot bila dimiringkan. Posisi kaca berada di atas kertas sketsa tadi dengan gamabar sketsa kelihatan menghadap ke atas.

Lalu dengan menggunakan spidol permanen si pelukis menjiplak dan mengikuti jalannya garis sketsa tadi di atas permukaan kaca. Setelah gambar jadi dan lengkap maka pelukis mulai mengisikan warna pada gambar tersebut dengan panduan sketsa yang ada dibawah kaca tersebut. Maka jadilah lukisan kaca tersebut namun bisa dinikmatinya dari sisi yang sebaliknya yaitu sisi yang halus yang bukan ditorehi gambar dan warna oleh pelukis, dan bisa dibingkai atau di pakai sebagai jendela dekoratif. Sebab bila tertembus cahaya maka seolah-olah lukisan tersebut menyala terang. Dan bila dibingkai bisa juga di dalam kotak bingkai tersebut ditanamkan lampu sehingga lukisan tersebut bisa menyala terang. Biasanya gambar yang dilukiskan pada lukisan kaca ini adalah gambar ornamen dekoratif, seperti bunga-bungaan, kupu-kupu, tokoh wayang kulit, ukir-ukiran tradisional ataupun tribal berwarna. Namun bila ingin membuatkan lukisan realis atau naturalispun juga bsa tetapi karena jenis lukisan yang demikian ini banyak warna campurannya maka si pelukis haruslah pandai-pandai dalam mencampurkan warna sehingga di bagian-bagian yang banyak campuran warna ini bila tertembus cahaya jangan sampai terlihat gumpalan-gumpalan yang justru menghalangi cahaya sehingga kelihatannya jadi berubah warna. Sebaiknya dihindarkan cara penumpukan warna dan sebaiknya digunakan pencampuran warna di atas palet sampai merata dan encer dan barulah dioleskan di atas kaca sehingga warna campuranpun tetap terlihat bening ketika tertembus cahaya.

1 komentar: