Jumat, 26 Oktober 2012
Waspadai 15 Gejala Infeksi HIV Ini
Jakarta, HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus penyebab infeksi mematikan karena memperlemah sistem kekebalan tubuh manusia. Gejala infeksi virus HIV umumnya sulit dibedakan dengan infeksi lain dan mungkin akan terlambat didiagnosa.
Infeksi HIV ditularkan oleh cairan yang mengandung virus HIV seperti darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Dalam satu atau dua bulan setelah virus HIV memasuki tubuh, 40 sampai 90 persen orang hanya akan mengalami gejala seperti flu yang dikenal sebagai sindrom retroviral akut (Acute Retroviral Syndrome/ARS).
Tapi kadang-kadang gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun dan bahkan hingga satu dekade setelah infeksi. Berikut adalah 15 gejala infeksi HIV, seperti dilansir health, Selasa (23/10/2012) antara lain:
1. Demam
Salah satu tanda pertama ARS adalah demam ringan yang disertai dengan gejala lainnya seperti kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan. Pada kondisi ini, virus telah masuk ke aliran darah dan jumlahnya berlipat ganda, sehingga tubuh mengalami demam sebagai reaksi inflamasi oleh sistem kekebalan tubuh.
2. Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat membuat Anda merasa lelah dan lesu. Aktivitas tubuh yang ringan telah dapat menyebabkan kelelahan yang cukup ekstrim.
3. Nyeri otot dan sendi, serta pembengkakan kelenjar getah bening
Seseorang kurang mewaspadai gejala HIV karena mirip dengan infeksi virus lain, seperti sifilis atau hepatitis. Gejala yang sama dengan penyakit lain, termasuk nyeri pada persendian dan otot-otot serta pembengkakan kelenjar getah bening.
Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan cenderung menyebabkan peradangan ketika ada infeksi. Pembangkakan kelenjar getah bening biasanya terjadi pada pangkal paha, leher, dan ketiak.
4. Sakit tenggorokan dan sakit kepala
HIV juga dapat menyebabkan gejala seperti sakit tenggorokan dan sakit kepala.
5. Ruam
Munculnya ruam pada kulit dapat terjadi ketika tahap awal HIV atau mungkin muncul ketika telah parah. Ruam merah muda dapat muncul pada batang tubuh dan menyerupai bisul. Jika muncul ruam yang sulit diobati, Anda perlu melakukan tes HIV.
6. Mual, muntah, diare
Sekitar 30 sampai 60 persen pengidap HIV mengembangkan mual, muntah, atau diare jangka pendek. Gejala ini juga bisa muncul sebagai akibat dari terapi pengobatan.
7. Penurunan berat badan drastis
Penurunan berat badan adalah tanda bahwa penyakit telah berkembang ke tahap yang sedikit lebih parah dan bisa sebagian disebabkan karena diare berat. Jika Anda sudah kehilangan berat badan, itu berarti sistem kekebalan tubuh biasanya hampir habis.
8. Batuk kering
Batuk kering adalah tanda pertama bahwa infeksi telah memburuk. Tapi batuk kering berlangsung setelah satu tahun terjangkit virus HIV dan akan semakin parah. Penggunaan obat seperti Benadryl, antibiotik, dan inhaler tidak dapat menyembuhkan batuk ini.
9. Berkeringat di malam hari
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi virus HIV berkeringat di malam hari. Keringat ini dipengaruhi oleh infeksi dan tidak berhubungan dengan olahraga atau suhu ruangan.
10. Perubahan kuku
Tanda lain dari infeksi HIV pada tahap akhir adalah perubahan kuku, seperti penebalan kuku, kuku melengkung, terpisah dari kulit, atau perubahan warna kuku menjadi hitam atau garis-garis kecoklatan.
Perubahan warna kuku ini seringkali disebabkan oleh infeksi jamur, seperti kandida yang dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda menurun.
11. Infeksi jamur pada mulut
Infeksi jamur juga dapat berkembang pada mulut atau kerongkongan pengidap HIV, yang menyebabkan kesulitan menelan.
12. Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
Masalah kognitif bisa menjadi pertanda demensia terkait HIV, yang biasanya terjadi di stadium akhir penyakit. Selain menyebabkan kebingungan dan kesulitan berkonsentrasi, demensia terkait HIV mungkin juga melibatkan masalah psikologis seperti mudah marah atau mudah tersinggung.
Bahkan mungkin termasuk perubahan motorik, misalnya menjadi ceroboh, kurangnya koordinasi, dan kesulitan mengembangkan fungsi motorik halus seperti menulis.
13. Luka dingin atau herpes genital
Kondisi ini merupakan tanda-tanda dari ARS maupun infeksi HIV yang semakin parah. Herpes juga dapat menjadi media penularan HIV seperti herpes pada alat kelamin yang dapat menularkan HIV ketika berhubungan seks.
Dan orang-orang yang memiliki HIV cenderung sering mendapatkan herpes karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh.
14. Kesemutan dan kelemahan
HIV pada tahap kronis juga dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki. Hal ini disebut neuropati perifer, yang juga dapat terjadi pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol.
15. Tidak teraturnya siklus menstruasi
Penyakit HIV tampaknya juga menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, seperti darah yang keluar lebih sedikit dan menstruasi lebih ringan. Perubahan ini, mungkin lebih berkaitan dengan efek kehilangan berat badan secara drastis dan kesehatan yang memburuk akibat lemahnya sistem imun.
Infeksi HIV juga telah dikaitkan dengan menopause di usia dini, yaitu antara 47 sampai 48 tahun bagi wanita yang terinfeksi dibandingkan dengan wanita yang tidak terinfeksi yaitu 49 sampai 51 tahun.
(nvt/nvt)
Bersumber dari : Linda Mayasari - detikHealth
Senin, 22 Oktober 2012
Ingat Antibiotik Itu untuk Membunuh Bakteri Bukan Virus
Jakarta, Tidak semua penyakit memerlukan antibiotik dalam proses penyembuhannya. Untuk itu ketahui penyakit apa saja yang benar-benar antibiotik dalam membantu proses penyembuhannya?
Antibiotik adalah molekul kecil yang bisa membunuh atau menghentikan pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat fungsi penting dari sel bakteri. Untuk itu antibiotik akan diberikan jika suatu penyakit disebabkan oleh infeksi bakteri, dan menjadi sia-sia jika diberikan pada penyakit akibat virus.
"Yang butuh antibiotik itu jika disebabkan oleh infeksi bakteri," ujar dr Sandra Utami Widiastuti, SpPD dari RS Siloam Kebun Jeruk saat dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (5/9/2012).
dr Sandra menuturkan banyak sekali keluhan pasien karena virus, jamur atau protozoa lain. Jika penyakit-penyakit ini diberikan antiiotik maka penangannya menjadi tidak tepat.
"Sebagian infeksi saluran pernapasan atas disebabkan oleh virus yang bisa sembuh sendiri, meski kadang disebabkan oleh bakteri juga. Untuk itu diperlukan pemeriksaan yang tepat, bisa dengan pemeriksaan fisik atau laboratorium," ungkapnya.
Umumnya infeksi seperti demam, flu, batuk pilek, radang tenggorokan, diare dan beberapa penyakit infeksi telinga disebabkan oleh virus sehingga tidak mempan jika diberikan antibiotik. Ini karena antibiotik tidak membunuh virus.
Antibiotik ini harus dibeli dengan menggunakan resep dokter, karena penggunaannya harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan atau dosis yang diberikan. Hal ini karena ada risiko terjadinya resistensi atau kekebalan bakteri terhadap antibiotik.
Untuk itu pasien sebaiknya tidak menebus antibiotik dengan menggunakan resep yang sudah lama, atau berusaha mengobati diri sendiri dengan membeli antibiotik langsung tanpa resep.
"Jika 2-3 hari penyakit tidak kunjung sembuh, sebaiknya periksakan ke dokter. Melalui anamnesis atau wawancara dan pemeriksaan dokter bisa mengetahui apakah pasien butuh antibiotik atau tidak," ujar dr Sandra.
Antibiotk memang obat yang telah menyelamatkan banyak jiwa, tapi ia tidak bisa menyembuhkan semua macam penyakit. Hal yang penting diketahui adalah antibiotik hanya dapat menyembuhkan penyakit infeksi bakteri.
Bersumber dari : Vera Farah Bararah - detikHealth
Rabu, 17 Oktober 2012
Cacar Air
Dalam bahasa dokter cacar air disebut varisela. Penyakit ini banyak dijumpai di mana-mana, namun dengan adanya imunisasi penyakit ini mulai berkurang. Cacar air disebabkan oleh virus varisela-zoster, dan merupakan salah satu penyakit yang paling menular. Pada kebanyakan kasus penyakit ini hanya berlangsung ringan, namun dapat terjadi komplikasi yang serius yakni terjadi peradangan pada hati, paru, bahkan selaput otak. Bila ruam kulit digaruk dapat terjadi infeksi kulit yang dapat tetap bersifat lokal namun dapat pula menjalar ke tempat lain.
Cacar air dapat mengenai semua umur, namun biasanya bersifat ringan pada bayi dan anak, dan lebih hebat gejalanya pada remaja dan orang dewasa. Bayi kurang dari 1 tahun yang ibunya pernah menderita cacar air sebelumnya biasanya kebal terhadap penyakit ini, karena ia memperoleh kekebalan yang dimiliki ibu melalui plasenta (ari-ari). Bila terkena hanya amat ringan. Bila ibu tidak pernah menderita cacar air sebelumnya, maka bayi di bawah usia 1 tahun dapat menderita cacar air yang berat.
Penyakit ini biasanya dimulai dengan gejala yang tidak khas berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, lesu dan keesokan hari atau 2 hari berikutnya muncul ruam kulit berupa bintil-bintil kecil berisi air.
Pada anak yang tidak diimunisasi, ratusan bintil kecil berisi air dapat timbul, dimulai dari kulit wajah aau badan, kemudian menyebar. Dalam waktu 1 sampai 2 hari cairan berubah menjadi keruh, kemudian kering dan mengelupas. Bintil dapat muncul di selaput lendir atau vagina pada anak perempuan. Pada anak yang telah diimunisasi, mungkin masih dapat cacar tapi ringan dan cepat sembuh. Pemberian imunisasi efektif untuk mencegah penyakit ini. Imunisasi cukup diberikan 1 kali dan tidak perlu diulang. Anak yang terkena cacar air akan memperoleh kekebalan seumur hidup, hanya sebagian kecil dapat terjangkit kembali. Bila tidak terjadi komplikasi, biasanya penyakit sembuh dan anak dapat kembali masuk sekolah 7 hari setelah munculnya bintil-bintil. Bekas bintil dapat terlihat sampai beberapa minggu, kecuali bila digaruk maka akan lebih lama. Agar tidak tertular, hindari kontak (langsung, percikan ludah, lewat udara) dengan penderita.
Bersumber dari : dokteranakku.com
Selasa, 16 Oktober 2012
Demam
Demam adalah peningkatan temperatur tubuh diatas normal. Temperatur normal tubuh tergantung pada tempat mengukur suhu tubuh tersebut.
Anak dikatakan demam bila :
- Suhu rektal (pengukuran melalui anus) > 38°C
- Suhu oral > 37,8°C
- Suhu ketiak > 37,2°C
- Suhu telinga > 38°C
- Suhu dahi > 38°C
Suhu ketiak, telinga dan dahi lebih mudah diukur dibandingkan suhu rektal (anus) maupun oral, tetapi hasilnya tidak seakurat suhu rektal atau anus. Demam merupakan reaksi normal berbagai kondisi, yang paling umum disebabkan oleh infeksi.
Apa penyebab demam ?
Penyebab demam contohnya dapat dikarenakan :
- Infeksi saluran nafas, misalnya flu
- Infeksi usus
- Infeksi saluran kemih
- Sehabis imunisasi
Kapan perlu ke Dokter bila anak demam ?
- Bayi berumur < 3 (tiga) bulan dengan demam (suhu rektal ? 38°C) perlu dibawa kedokter walaupun anak tidak tampak sakit.
- Antara usia 3 (tiga) bulan – 36 (tiga puluh enam) bulan bila anak demam lebih dari 3 (tiga) hari atau lebih cepat sakit, rewel atau menolak minum.
- Antara usia 3 (tiga) bulan – 36 (tiga puluh enam) bulan dengan suhu tubuh ? 38,9°C.
Setiap anak pada semua usia perlu dibawa ke dokter apabila :
- Suhu oral, rektal, telinga, atau dahi ? 40°C
- Suhu ketiak ? 39,4°C
- Kejang yang disebabkan demam
- Demam yang terus menerus tinggi
- Demam pada keadaan medis lainnya seperti penyakit jantung dan kanker
- Demam dengan kemerahan kulit
Apa yang dapat orang tua lakukan supaya anak merasa lebih baik ?
- Tawarkan anak untuk minum banyak
- Anjurkan anak untuk beristirahat/tidur sebanyak mungkin, tetapi jangan paksa untuk tidur. Bila telah bebas demam 24 jam anak bisa kembali sekolah
Pengobatan demam
Demam perlu dicari penyebabnya. Bila diketahui penyebabnya, pengobatan ditujukan pada penyebab tersebut. Tidak semua demam perlu diturunkan dengan obat. Bayi berusia 3 (tiga) bulan dengan temperatur ? 38,9°C yang tampak tidak sakit dan masih aktif, tidak membutuhkan terapi untuk menurunkan demam. Terapi penurun demam lebih ditujukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman anak yang demam.
Pada anak yang akan diturunkan demamnya, obat yang dapat digunakan misalnya Asetaminofen. Terapi ini dapat mengurangi ketidaknyamanan dan menurunkan temperatur sebesar 1 – 1,5°C. Jadi suhu tubuh belum tentu akan normal.
Obat aspirin tidak direkomendasikan untuk penurun demam pada anak berusia kurang dari 18 (delapan belas) tahun karena dapat menyebabkan penyakit serius walaupun jarang, yang disebut Sindrom Reye.
Asetaminofen / Parasetamol dapat diberikan setiap 4 – 6 jam, maksimal 5 kali sehari dalam 24 jam. Dosis Asetaminofen ditentukan berdasarkan berat badan. Dosis Asetaminifen yang akan diberikan adalah 10 mg/kg/hari. Contoh pada anak dengan berat badan 10 kg dapat diberikan Asetaminofen 100 mg, 3 -5 kali sehari.
Selain obat, pemberian cairan (minum) perlu ditambah agar anak tidak dehidrasi. Anjurkan anak untuk minum lebih banyak. Bila anak tidak mau makan masih tidak masalah, asalkan anak perlu mendapat cairan (minum) yang cukup.
Selain obat dan minum yang cukup, anak perlu dianjurkan untuk istirahat yang cukup.
Bersumber dari : http://www.kiddiecarecentre.com/infeksi/demam.html
Kamis, 11 Oktober 2012
Kebanyakan Sakit Tenggorokan Tidak Membutuhkan Antibiotik
Jakarta, Banyak orang mengambil resep obat antibiotik untuk meredakan sakit tenggorokan, tetapi kebanyakan sakit tenggorokan sebenarnya tidak membutuhkan antibiotik. Antibiotik hanya diperlukan bagi pasien yang menderita sakit tenggorokan karena radang.
Menurut badan Infectious Diseases Society of America (IDSA), rasa sakit pada tenggorokan biasanya disebabkan oleh virus, yang tidak merespons antibiotik.
Pedoman baru IDSA yang dirilis tanggal 11 September 2012, orang harus minum antibiotik hanya jika hasil tes menunjukkan bahwa sakit tenggorokannya disebabkan oleh peradangan.
Penderita sakit tenggorokan biasa harus menghindari penggunaan antibiotik jenis azitromisin dan sefalosporin untuk mencegah resistensi bakteri terhadap obat-obatan.
Sedangkan pasien yang positif menderita radang tenggorokan karena bakteri streptococcus, harus diobati dengan penisilin atau amoxicillin.
Berdasarkan data di Amerika, sekitar 15 juta orang mengunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan terhadap sakit tenggorokan setiap tahunnya. Sebanyak 70 persen diantaranya mengambil antibiotik, tetapi yang benar-benar memiliki radang tenggorokan ternyata hanya 20 sampai 30 persen saja pada anak-anak, dan 5 sampai 15 persen orang dewasa.
Seperti dilansir myhealthnewsdaily, Rabu (12/9/12), radang tenggorokan sebenarnya tidak memerlukan pengujian yang berlebihan karena tanda-tandanya sudah cukup jelas, antara lain batuk yang menyakitkan di tenggorokan, pilek dan suara serak.
Rasa sakit pada tenggorokan mungkin juga menandakan radang tenggorokan jika terjadi secara tiba-tiba, sakit ketika menelan makanan, dan demam tanpa ada gejala flu sebelumnya.
Jika pasien dicurigai menderita radang tenggorokan, pedoman IDSA merekomendasikan dokter untuk menggunakan tes antigen untuk mendeteksi secara cepat.
Apabila hasil tes tersebut negatif, resep antibiotik tidak diperlukan oleh pasien. IDSA merekomendasikan untuk melakukan operasi pengangkatan amandel pada anak-anak yang kerap menderita infeksi tenggorokan berulang.
Pedoman IDSA dimaksudkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan dokter agar mampu memberikan penanganan terbaik bagi pasien sakit tenggorokan.
(ir/ir)
Bersumber dari : Linda Mayasari - detikHealth
Rabu, 10 Oktober 2012
Mengapa Spa Indonesia Belum Punya Nama?
Bisnis spa menjamur di berbagai kota di Indonesia. Peminatnya bukan hanya perempuan, namun juga laki-laki. Pebisnis spa, meski didominasi kaum hawa, juga dilirik kaum pria. Menurut catatan Martha Tilaar Salon Day Spa (MTSDS), 40 persen pebisnis laki-laki tertarik menjalani franchise MTSDS, sisanya, 60 persen merupakan franchisee perempuan. Meski begitu spa Indonesia masih harus berjuang untuk semakin dikenal di dunia.
Tak hanya di Jawa dan Bali, perawatan spa juga semakin digemari di daerah lainnya, seperti Aceh, Lampung, Medan, Balikpapan, Banjarmasin. Perawatan spa juga semakin berkembang tak hanya perawatan spa ala Jawa dan Bali, tapi juga perawatan spa yang mengadopsi perawatan kecantikan dari berbagai daerah seperti Kalimantan. MTSDS dan Andaru Spa mengembangkan konsep spa Indonesia ini, dengan menghadirkan perawatan spa mengadopsi berbagai teknik dan ritual perawatan tubuh dari berbagai daerah di Indonesia, tak terbatas pada Jawa dan Bali saja.
Meski spa menjamur, bahkan Bali kembali dinobatkan sebagai Spa Capital of The World, mereka yang tampil menerima penghargaan spa terbaik, tetap bukan dari Indonesia. "Pemenang spa award 2011 tingkat dunia bukan dari Indonesia. Perawatan spa Bali mendapatkan penghargaan, namun bukan orang Indonesia yang mewakili," jelas Wulan Tilaar saat jumpa pers peluncuran MTSDS Cinere beberapa waktu lalu.
Tak ada standarisasi
Setiap penyedia layanan spa memiliki standarisasi masing-masing dalam memberikan perawatan spa. Spa premium menyediakan konsep perawatan yang tak hanya memerhatikan prosedur teknik pijatan yang baik dan benar, namun juga memberikan kenyamanan dan higienitas ruangan dan perlengkapan spa. Perawatan sapa dikembangkan dengan menggali warisan budaya dan ritual tradisi perawatan kecantikan perempuan Indonesia. Tak heran jika kemudian penggemar spa perlu mengeluarkan anggaran lebih tinggi untuk menikmati spa premium ini.
Sementara, jika harga menjadi pertimbangan Anda dalam memilih perawatan spa, tak sedikit penyedia jasa spa yang memberikan alternatif biaya lebih murah. Kenyamanan tetap diutamakan, namun penggalian perawatan tak mendalam seperti spa Indonesia misalnya. Fokus utama kebanyakan spa yang mematok harga terjangkau boleh jadi adalah rileksasi.
Jika konsep spa level medium ini masih juga belum memuaskan dari segi harga, banyak juga day spa yang mematok harga murah. Teknik pijatan dan kenyamanan bukan menjadi tujuan. Memberikan jasa spa karena sedang menjadi primadona bukan mustahil menjadi alasan berdirinya berbagai penyedia jasa spa dengan biaya murah ini. Standarisasinya pun berbeda, bergitupun dengan teknik pijatan dan cara memperlakukan tamunya.
Pilihan tentu kembali kepada Anda. Namun di balik berbagai pilihan ini, masalah utamanya terletak pada tak adanya standarisasi yang mengatur bagaimana seharusnya penyedia jasa spa beroperasi.
"Pemerintah Thailand sangat mendukung industri spa," tutur Wulan yang juga tak ingin melemparkan masalah kepada pihak manapun. Wulan hanya ingin menegaskan, Indonesia butuh standarisasi industri spa, termasuk juga sertifikasi terapis.
Tak adanya standarisasi nasional untuk jasa spa, membuat MTSDS selalu merekrut terapis dari pusat pelatihan terapis Balisari Spa & Training Center untuk setiap gerai spa baik di enam cabang maupun di 43 gerai waralaba. "Terapis tak hanya harus mengikuti prosedur pemijatan, namun juga bagaimana menyiapkan ruangan , melipat handuk, membalikkan tubuh klien, tidak hanya skill tapi juga perilaku menjamu tamu. Terapis spa juga perlu memahami anatomi tubuh, kontraindikasi dari suatu perawatan, perawatan ibu hamil beda dengan ibu tak hamil, begitu juga perawatan spa penderita diabetes juga berbeda," jelas Wulan.
Tak adanya keseragaman standar perawatan spa Indonesia inilah yang akhirnya membuat spa Indonesia masih perlu bekerja keras untuk mendapat pengakuan dunia. Meski spa Bali sudah akrab bagi penggemar spa di seluruh dunia, namun spa Indonesia masih perlu menunjukkan ragam keunikannya di panggung dunia.
Bersumber dari : Wardah Fazriyati - kompas.com
Tak hanya di Jawa dan Bali, perawatan spa juga semakin digemari di daerah lainnya, seperti Aceh, Lampung, Medan, Balikpapan, Banjarmasin. Perawatan spa juga semakin berkembang tak hanya perawatan spa ala Jawa dan Bali, tapi juga perawatan spa yang mengadopsi perawatan kecantikan dari berbagai daerah seperti Kalimantan. MTSDS dan Andaru Spa mengembangkan konsep spa Indonesia ini, dengan menghadirkan perawatan spa mengadopsi berbagai teknik dan ritual perawatan tubuh dari berbagai daerah di Indonesia, tak terbatas pada Jawa dan Bali saja.
Meski spa menjamur, bahkan Bali kembali dinobatkan sebagai Spa Capital of The World, mereka yang tampil menerima penghargaan spa terbaik, tetap bukan dari Indonesia. "Pemenang spa award 2011 tingkat dunia bukan dari Indonesia. Perawatan spa Bali mendapatkan penghargaan, namun bukan orang Indonesia yang mewakili," jelas Wulan Tilaar saat jumpa pers peluncuran MTSDS Cinere beberapa waktu lalu.
Tak ada standarisasi
Setiap penyedia layanan spa memiliki standarisasi masing-masing dalam memberikan perawatan spa. Spa premium menyediakan konsep perawatan yang tak hanya memerhatikan prosedur teknik pijatan yang baik dan benar, namun juga memberikan kenyamanan dan higienitas ruangan dan perlengkapan spa. Perawatan sapa dikembangkan dengan menggali warisan budaya dan ritual tradisi perawatan kecantikan perempuan Indonesia. Tak heran jika kemudian penggemar spa perlu mengeluarkan anggaran lebih tinggi untuk menikmati spa premium ini.
Sementara, jika harga menjadi pertimbangan Anda dalam memilih perawatan spa, tak sedikit penyedia jasa spa yang memberikan alternatif biaya lebih murah. Kenyamanan tetap diutamakan, namun penggalian perawatan tak mendalam seperti spa Indonesia misalnya. Fokus utama kebanyakan spa yang mematok harga terjangkau boleh jadi adalah rileksasi.
Jika konsep spa level medium ini masih juga belum memuaskan dari segi harga, banyak juga day spa yang mematok harga murah. Teknik pijatan dan kenyamanan bukan menjadi tujuan. Memberikan jasa spa karena sedang menjadi primadona bukan mustahil menjadi alasan berdirinya berbagai penyedia jasa spa dengan biaya murah ini. Standarisasinya pun berbeda, bergitupun dengan teknik pijatan dan cara memperlakukan tamunya.
Pilihan tentu kembali kepada Anda. Namun di balik berbagai pilihan ini, masalah utamanya terletak pada tak adanya standarisasi yang mengatur bagaimana seharusnya penyedia jasa spa beroperasi.
"Pemerintah Thailand sangat mendukung industri spa," tutur Wulan yang juga tak ingin melemparkan masalah kepada pihak manapun. Wulan hanya ingin menegaskan, Indonesia butuh standarisasi industri spa, termasuk juga sertifikasi terapis.
Tak adanya standarisasi nasional untuk jasa spa, membuat MTSDS selalu merekrut terapis dari pusat pelatihan terapis Balisari Spa & Training Center untuk setiap gerai spa baik di enam cabang maupun di 43 gerai waralaba. "Terapis tak hanya harus mengikuti prosedur pemijatan, namun juga bagaimana menyiapkan ruangan , melipat handuk, membalikkan tubuh klien, tidak hanya skill tapi juga perilaku menjamu tamu. Terapis spa juga perlu memahami anatomi tubuh, kontraindikasi dari suatu perawatan, perawatan ibu hamil beda dengan ibu tak hamil, begitu juga perawatan spa penderita diabetes juga berbeda," jelas Wulan.
Tak adanya keseragaman standar perawatan spa Indonesia inilah yang akhirnya membuat spa Indonesia masih perlu bekerja keras untuk mendapat pengakuan dunia. Meski spa Bali sudah akrab bagi penggemar spa di seluruh dunia, namun spa Indonesia masih perlu menunjukkan ragam keunikannya di panggung dunia.
Bersumber dari : Wardah Fazriyati - kompas.com
Minggu, 07 Oktober 2012
Gara-gara 13 Hal Ini Sinus Anda Bisa Terganggu
Jakarta, Penyebab gangguan sinus sebenarnya cukup sederhana yaitu lubang kecil yang menghubungkan saluran hidung dengan sinus tersumbat oleh sekumpulan kotoran yang menumpuk di dalam sinus. Pada waktu yang bersamaan, gumpalan itu mengundang bakteri dan akhirnya membuat orang jatuh sakit.
Untuk lebih jelasnya, ini dia 13 hal yang dapat menyebabkan infeksi sinus akut dan infeksi sinus kronis berikut solusinya seperti dilansir dari cbsnews, Senin (24/9/2012).
1. Virus
Karena virus inilah, jaringan hidung Anda membengkak sehingga menyumbat lubang yang normalnya berfungsi untuk mengeringkan sinus.
Jika infeksi sinus Anda disebabkan oleh virus maka antibiotik takkan mampu membantu mengatasinya karena obat ini hanya membunuh bakteri saja. Tapi gejala-gejala yang Anda alami akan membaik setelah seminggu atau lebih. Obat dekongestan mungkin bisa membantu tapi jangan diminum lebih dari 4-5 hari agar tidak mengalami ketergantungan.
2. Alergi
Karena peradangan dapat mengakibatkan penyumbatan saluran hidung, alergi seringkali dikaitkan dengan infeksi sinus.
Jika Anda rentan terkena alergi, hindari hal-hal yang dapat memicu reaksi alergi seperti tungau kasur, bulu hewan peliharaan, jamur dan kecoa. Antihistamin yang dijual bebas dan semprotan hidung yang diresepkan dapat mengurangi peradangan kronis di dalam sinus dan saluran hidung.
3. Bakteri
Jika demam Anda tak kunjung turun dalam 10-15 hari, mungkin bakteri juga tengah menyerang Anda.
Sebenarnya infeksi sinus akibat bakteri jarang sekali terjadi tapi bakteri seringkali menyebabkan kondisi infeksi menjadi semakin parah, kata Dr. William J. Hueston, seorang profesor yang juga kepala Department of Family Medicine di Medical University of South Carolina, Charleston. Dalam kasus ini, bakteri yang paling sering ditemukan adalah Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae.
Di dalam tubuh orang sehat, bakteri ini bersembunyi dan menunggu saat yang tepat untuk tumbuh dan berkembang biak. Untuk mengatasinya, Anda bisa minum dekongestan agar bakteri tak memperoleh lingkungan yang pas untuk tumbuh. Kalaupun Anda terserang sinusitis akibat bakteri, Anda dapat mengobatinya dengan antibiotik.
4. Polip
Polip hidung itu sebenarnya berukuran kecil dan jinak tapi bisa menyebabkan rongga hidung menjadi tersumbat, termasuk mencegah lendir mengering hingga berakibat pada infeksi sinus. Polip juga dapat membatasi saluran pernafasan yang memicu munculnya sakit kepala.
Polip dapat diobati dengan semprotan hidung steroid atau steroid oral yang diminum dalam jangka pendek. Jika tetap tidak mempan, mungkin Anda perlu menjalani operasi.
5. Polutan
Alergen dan polutan yang ada di udara seperti debu, polusi udara luar atau bau-bauan yang menyengat dari parfum dapat menyebabkan batuk-batuk, gangguan hidung serta peradangan yang dapat meningkatkan risiko sinusitis Anda, tandas Dr. Bains.
Oleh karena itu sebisa mungkin hindari faktor-faktor itu agar Anda tak mudah terserang infeksi sinus, terutama jika Anda sudah menderita alergi atau asma. Alat pembersih udara (air purifier) juga dapat mengurangi kadar polutan di udara.
6. Berenang dan menyelam
Jika Anda rentan terkena infeksi sinus, hindari berlama-lama di dalam kolam yang mengandung banyak klorin karena klorin dapat mengiritasi saluran hidung dan sinus Anda.
Menyelam juga bisa jadi masalah karena tekanan yang diperoleh saat menyelam dapat mendorong air ke dalam sinus sehingga sinus Anda teriritasi lalu membuat jaringan hidung meradang.
7. Naik pesawat
Tak peduli Anda harus sering-sering naik pesawat untuk urusan kerja atau jalan-jalan, yang jelas naik pesawat pun bisa memperburuk infeksi sinus Anda.
Pasalnya, tekanan udara yang menurun dalam penerbangan membuat kepala Anda seperti tertekan hingga menyumbat sinus dan saluran pernafasan serta memperburuk gejala flu yang Anda alami. Kondisi ini akan semakin terasa menyiksa saat takeoff dan landing.
Jika hidung Anda mampet atau sering menderita infeksi sinus tapi Anda harus bepergian dengan pesawat maka pakailah tetes hidung atau inhaler dekongestan terlebih dulu sebelum takeoff agar sinus Anda tetap bersih.
8. Jamur
"Jamur sebenarnya jarang sekali menyebabkan infeksi sinus," tutur Dr. Hueston. Meski infeksi sinus akibat jamur dapat terjadi pada orang yang sehat, kondisi ini paling sering diketemukan pada orang-orang yang sistem kekebalannya melemah.
Ketika sistem kekebalan Anda menjadi rentan maka jamur dapat tumbuh subur, terutama dalam lingkungan yang gelap dan lembab yaitu sinus Anda. Sejauh ini jamur yang paling sering dikaitkan dengan sinusitis adalah Aspergillus.
Pada sejumlah orang, sinusitis kronis dapat disebabkan oleh reaksi alergi terhadap jamur.
Kondisi ini dapat diobati dengan operasi, terapi anti-jamur hingga cara manual seperti membersihkan sinus yang terinfeksi. Tapi jika gejala Anda bertambah dengan demam, sakit kepala dan gangguan penglihatan selama lebih dari 10 hari, segera temui dokter Anda.
9. Terlalu banyak memakai semprotan hidung
Semprotan hidung dekongestan memang bisa meredakan infeksi sinus tapi Anda tak boleh menggunakan semprotan itu dalam jangka waktu yang panjang karena produk itu dapat membuat gejala infeksi Anda semakin parah, apalagi jika tidak digunakan sesuai ketentuan.
Selain itu, jika terlalu banyak dipakai maka hidung Anda menjadi kurang sensitif terhadap efek semprotan sehingga hidung Anda bisa membengkak lagi atau biasa disebut dengan rebound nasal congestion, ungkap Dr. Bains.
Ujung-ujungnya, penggunaan semprotan hidung yang terlalu lama juga dapat mengakibatkan ketergantungan, tambah Dr. Hueston. Tak lupa ia pun merekomendasikan agar semprotan itu hanya boleh dipakai tak lebih dari 4-5 hari.
10. Merokok
Sama halnya dengan polutan udara, rokok dapat mengiritasi hidung dan menyebabkan peradangan sehingga membuat perokok lebih rentan terserang infeksi sinus.
"Perokok berisiko lebih tinggi terkena infeksi sinus karena sistem pembersih sinus alami mereka telah dirusak oleh rokok jadi mereka akan menumpuk lebih banyak 'sampah' di dalam sinusnya yang dapat menyumbat saluran pernafasan ketika mereka terserang flu," terang Dr. Hueston.
11. Udara kurang lembab atau kering
Ketika lendir terperangkap dalam saluran pernafasan dalam waktu yang lama, cairan yang terkandung dalam lendir akan hilang dan lendir itu pun menumpuk, akibatnya gejala flu semakin memburuk diikuti oleh sinusitis.
Oleh karena itu dokter merekomendasikan agar hidung Anda selalu berada dalam kondisi selembab mungkin. Hal ini bisa dimulai dengan banyak-banyak minum air dan menghindari asupan kafein serta menggunakan pelembab udara agar kelembaban udara di dalam ruangan tetap stabil.
Semprotan garam juga bisa membantu mengobati atau mencegah gejala-gejala sinusitis.
12. Anatomi tubuh yang tak wajar
Anda bisa jadi berisiko lebih tinggi terserang infeksi sinus karena Anda terlahir dengan kelainan hidung atau polip, ujar Dr. Hueston.
Kelainan itu bisa berarti saluran yang sempit atau tumor yang dapat menyumbat pembukaan sinus sehingga mencegah lendir mengering. Dari situ lendirnya dapat terinfeksi dengan virus atau bakteri, timpal Dr. Bains.
Deviated septum atau kondisi dimana pemisah antara lubang hidung kanan dan kiri membengkok juga seringkali dikaitkan dengan infeksi sinus kronis. Namun kelainan ini dapat diatasi dengan operasi.
13. Penyakit kronis
Gangguan kesehatan kronis seperti cystic fibrosis dan penyakit lainnya yang mampu melemahkan sistem kekebalan Anda dapat menyebabkan peradangan pada saluran pernafasan dan membuat lendir Anda rentan menebal lalu menumpuk di sinus.
Lendir yang menebal atau hilangnya kemampuan tubuh untuk melawan bakteri atau virus akibat penyakit diabetes atau infeksi HIV juga dapat menyebabkan munculnya infeksi sinus.
(ir/ir)
Bersumber dari : Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Langganan:
Postingan (Atom)